Pertentangan

Sabda-Mu Abadi | 20 September 2025 | Mat. 10:34-36
”Jangan menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab, Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”
Apakah maksud perkataan Yesus Orang Nazaret ini? Bukankah Ia sungguh pembawa damai? Yang menerima orang apa adanya dan tidak pilih-pilih?
Ya, sejatinya Yesus memang pembawa damai. Namun, yang tak boleh kita lupa, tak semua orang memahami bahwa Yesus sungguh pendamai. Di hadapan Yesus setiap orang dihadapkan pada dua pilihan: Menjadi pengikut-Nya atau tidak? Menjadikan Yesus sebagai Tuhan atau tidak? Dan pilihan itu tentu saja membuat pertentangan satu sama lain. Sebab, rambut sama hitam, tetapi pendapat berbeda bukan.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Aku datang menyebabkan anak laki-laki melawan bapaknya, anak perempuan melawan ibunya, dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya. Ya, yang akan menjadi musuh terbesar, adalah anggota keluarga sendiri.”
Terkesan ekstrem memang. Akan tetapi, itulah kenyataannya. Orang-orang yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan tentulah akan menaati kehendak-Nya tanpa syarat. Ketika ia mencoba menerapkannya dalam kehidupan sesehari, di rumahnya sendiri, tentu bisa menimbulkan pertentangan di antara anggota keluarga.
Juga di masa kini. Misalnya, berkait persembahan, bisa saja antara suami dan istri berbeda pandangan. Yang seorang merasa bahwa persembahan adalah prioritas, baru kebutuhan hidup lainnya; yang lainnya merasa perlu memperhitungkan kebutuhan pokok keluarga, dan sisanya baru persembahan.
Pada titik ini, berkait perkawinan, sungguh tepatlah anjuran untuk mengupayakan secara serius pasangan yang sepadan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!