Pemilihan Rasul Pengganti Yudas
7 September 2022
(Kis. 1:15-21)
Apa yang menarik dari pemilihan rasul pengganti Yudas? Baik sebelum pemilihan maupun setelah pemilihan mereka tetap bersatu. Mereka tidak pecah. Mereka tetap bersatu. Yang terpilih tidak menganggap diri bahwa ia lebih baik sehingga menjadi sombong; dan yang tidak terpilih tidak menganggap diri lebih buruk dan menjadi minder.
Mengapa? Kemungkinan disebabkan karena mereka tahu bahwa semuanya itu adalah pilihan Tuhan sendiri. Ini merupakan prerogatif Allah. Perhatikan doa para murid itu: ”Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah pergi ke tempat yang wajar baginya.”
Keduanya, baik Yusuf yang disebut Barsabas dan Matias, merupakan orang yang terbaik dalam pikiran manusia. Karena sama-sama baik, mereka mengundang Allah untuk terlibat dalam pemilihan itu. Dan hasilnya adalah tidak ada perpecahan dalam jemaat itu.
Dalam buku Kisah Para Rasul untuk Semua Orang, N. T. Wright mencatat: ”Bagian dari ketaatan kristiani, sejak awal, adalah panggilan untuk memainkan bagian-bagian besar (yang rupanya) tanpa kesombongan dan bagian-bagian kecil (yang rupanya) tanpa rasa malu.” Tentu saja, tidak ada penumpang dalam Kerajaan Allah, dan tidak ada juga bagian ”besar” atau ”kecil”. Berbagai tugas dan peran yang diberikan Allah kepada kita adalah pekerjaan-Nya, dan bukan pekerjaan kita.
Kuncinya adalah kesatuan dalam doa. Doa adalah persekutuan dengan Allah. Kesatuan dalam doa merupakan keniscayaan. Dan kita bisa percaya bahwa semua itu merupakan buah doa Tuhan Yesus: ”Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita…” (Yoh. 17:21).
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.https://open.spotify.com/episode/03DY8VgARXd6Rhv9YRLvC6?si=fcZ__Re7QVq8hxy3jDdOFw&utm_source=copy-link
