Saling Mengaku Dosa
Sabda-Mu Abadi | 26 Januari 2024 | Yak. 5:16a
”Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.”
Kunci dari bagian ini ada pada adverbia ”saling”, yang berarti kata yang menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan. Yakobus mengajak umat untuk bersifat terbuka satu sama lain, khususnya dalam pengakuan dosa dan doa.
Dosa memang tak perlu disembunyikan. Itu hanya akan membuat si pendosa capek karena sibuk menutupinya. Bisa jadi karena rasa malu. Pada titik ini kita mesti bersyukur jika kita masih mempunyai perasaan malu. Nurani tak bisa dibohongi.
Namun demikian, yang sering terjadi, dosa ditutupi dengan tindakan dosa yang lainnya. Contoh klasik terjadi pada diri Raja Daud. Perselingkuhannya dengan Betsyeba membuat Daud membunuh Uria.
Mengaku dosa di hadapan orang yang sungguh dapat dipercaya akan membuat seseorang merasa lega. Tentu saja, pengakuan dosa tidaklah ditujukan kepada orang tersebut, tetapi kepada Allah. Dan dalam persekutuan doa kepada Allah, dosa tersebut dinyatakan dan diakui. Inilah yang sungguh menyembuhkan.
Dengan cara begini, Yakobus juga hendak memperlihatkan bahwa tindakan pastoral tak cuma tugas pemimpin jemaat. Setiap warga jemaat dipanggil pula untuk menjadi gembala bagi warga jemaat lainnya. Yang penting juga, pengakuan dosa itu tak perlu menjadi konsumsi publik. Dan karena itu, setiap warga jemaat dipanggil pula untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya dan rela memegang rahasia orang lain.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Max Saeling