Yang Lemah Lembut

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 6 Juli 2025 | Mat. 5:5

”Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”

Apakah makna aforisme ini bagi Anda? Setujukah Anda dengan aforisme ini? Mungkin Anda tidak begitu setuju. Bukankah dunia mengedepankan paham yang kuat itulah yang menang?
Tampaknya demikian. Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam masyarakat umum siapa yang lebih dipuji: orang yang berangasan dan menggunakan segala macam cara untuk mencapai tujuan atau orang yang lemah lembut?

Tentu, kita sangat menghormati orang yang mampu mengalah demi kebenaran. Orang yang mengalah berarti telah mampu menguasai dirinya. Ia tidak dikuasai oleh nafsu berkuasa, tetapi mampu menguasai dirinya.

Dan sejarah membuktikan bahwa orang yang lemah lembut memang menguasai bumi. Kebanyakan orang normal tentu lebih menghargai Bunda Teresa ketimbang Hitler, Mangunwijaya ketimbang Eddy Tansil, Hamengkubowono IX ketimbang Pak Harto.

Kita, orang percaya abad ke-21, dipanggil untuk bersikap lemah lembut. Lemah lembut memang tidak berarti lemah, namun sungguh kuat karena mampu menguasai diri. Dan orang yang mampu menguasai diri inilah yang akan menguasai bumi.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Berbahagialah orang yang rendah hati; Allah akan memenuhi janji-Nya kepada mereka!” Ya, lemah lembut dalam aforisme ini bisa dimaknai juga sebagai rendah hati. Tentu ini bukan rendah diri atau tinggi hati. Dan sikap rendah hatilah yang bisa mendukung seseorang mendapatkan apa yang dirindukannya. Sebab, Allah sendirilah yang akan memenuhi janji-Nya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: churchofjesuschrist/Gustave Doré

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media Anda!