Sedih Sekali

Sabda-Mu Abadi | 8 November 2025 | Mat. 17:22-23
”Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka, ’Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.’ Murid-murid-Nya pun sedih sekali.”
Sedih sekali. Demikianlah kesimpulan penulis Injil Matius. Para murid menjadi sedih sekali setelah Yesus menceritakan kembali penderitaan yang akan ditanggung-Nya. Apa yang bisa kita, orang percaya abad ke-21, pelajari dari narasi ini?
Pertama, Sang Guru merasa perlu memberitakan soal penderitaan-Nya. Bagi Yesus itulah misi-Nya datang ke dunia. Ia memang harus mati. Misi itu harus dituntaskan-Nya. Itulah yang dinyatakan-Nya dengan lugas kepada para murid-Nya.
Namun, ini hal kedua, yang bisa kita pelajari. Meski Sang Guru telah menceritakannya dengan gamblang dari awal hingga akhir—dari penderitaan hingga kebangkitan; para murid sepertinya hanya bertumpu pada penderitaan-Nya. Mereka tampaknya kurang memberi tempat pada kebangkitan-Nya.
Tentu saja, kebangkitan dari orang mati bukan perkara biasa. Namun, entah kenapa mereka hanya bertumpu pada kematian. Bisa jadi mereka tidak begitu memercayai bahwa Sang Guru akan bangkit. Ia memang pernah membangkitkan orang mati, tetapi jika Ia mati bagaimana Ia bisa bangkit.
Pada titik ini agaknya mereka juga tidak begitu menyadari kata ”dibangkitkan” yang digunakan guru mereka. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”
Jelaslah di sini, para murid tidak sungguh-sungguh mendengarkan perkataan Sang Guru. Itulah yang membuat mereka sedih sekali. Padahal iman memang berawal dari pendengaran. Ya, pendengaran akan firman Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!