Segara Anakan

Published by Admin on

Istilah ”Segara Anakan” terdengar asing di telinga saya. Ternyata Segara Anakan menggambarkan wilayah laut yang lebih dangkal, yang berada dekat dengan pantai. Saya jadi teringat pada sebuah tempat yang pernah saya kunjungi, yaitu Pulau Sempu di sebelah selatan Kabupaten Malang yang memiliki Segara Anakan. Segara Anakan itu terbentuk karena air laut yang masuk melalui celah karang dan membentuk danau alami.

Panorama di lokasi itu indah sekali, belum banyak orang yang mengenalinya dan karena memiliki keunikan tersediri sehingga layak jika disebut sebagai ”serpihan surga yang tersembunyi”. Ketika ombak Laut Selatan menerjang celah karang, air asin tersebut menyembur masuk ke dalam Segara Anakan yang menghadirkan ombak dengan riak kecil. Tidak hanya itu, kita bisa menikmati sensasi mengambang di permukaan Segara Anakan yang tenang di tengah pesona alam lengkap dengan pasir putihnya.

Belum lama ini saya baru menyadari bahwa Pulau Sempu sejatinya merupakan cagar alam, yaitu wilayah yang dilindungi karena memiliki keunikan alami baik flora, fauna, maupun ekosistemnya. Oleh karena itu, Pulau Sempu tidak lagi dibuka untuk umum, kecuali untuk pendidikan dan penelitian. Sebuah lokasi terlarang untuk tujuan wisata guna menjaga kelestariannya.

Seperti Pulau Sempu yang dijaga kelestarian flora dan faunanya dengan melarang kehadiran para wisatawan, Tuhan juga menjaga kita dari berbagai masalah kehidupan dengan memberikan perintah dan larangan. Di dunia yang sudah jatuh di dalam dosa, larangan itu bukan penjara, justru larangan itu memerdekakan kita. Di balik setiap larangan, ada cinta Tuhan yang memelihara agar hidup umat-Nya berguna, berbuah, dan berbahagia. Seperti yang sudah diteladankan-Nya, kita diajak untuk memelihara kebenaran, setia mendengar suara Tuhan, merenungkan dan melakukannya.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Yudi Hendro Astuti

Categories: Tala