Semua Orang Bisa Menulis
”Semua orang bisa menulis,” begitu kata Pendeta Yoel M. Indrasmoro dalam pelatihan menulis —diadakan Tangan Terbuka Media — yang tidak sengaja saya ikuti Sabtu, pada tanggal 17 Desember 2022. Wah, provokatif juga. Tadinya saya pikir pelatihan ini akan mengajarkan step 1-2-3 bagaimana cara menulis, tapi yang saya dapat adalah kata-kata ”pendorong” untuk menulis seperti itu.
”Tuliskan saja apa yang ada di kepala Anda. Jangan pikirkan soal tanda baca atau kaidah penulisan. Pokoknya tuliskan sesuatu yang membuat Anda gembira,” begitu katanya lagi, ”atau silakan tuliskan apa yang dapat Anda ceritakan dari gambar ini sambil menunjukkan sebuah gambar sepatu di tengah jalan.” Lalu saya menulis dan menulis.
Ketika tulisan itu dibacakan di depan para peserta, ada rasa bahagia yang bisa dinikmati. Tulisan itu terasa hidup, menjadi sebuah kisah yang menyangkut di indra saya. Seperti menikmati makanan lezat yang baru saja dimasak oleh para tukang masak dengan sepenuh hati.
Dalam pelatihan ini kita tidak dilatih menjadi mahir menulis karena dalam menulis tidak ada istilah mahir, tapi dicerahkan untuk menjadi jujur dan menuangkan segala sesuatu di kepala kita yang bisa membuat baik sekeliling kita (istilahnya: menuliskan visi Allah).
Jadi sebagai orang yang sudah dikasihi Allah karena anugerah-Nya, Dia menginginkan kita meneruskan maksud baik Allah (kalau bisa) dalam bentuk tulisan. Demikian semangat pelatihan ini dibuat. Sungguh sebuah niat yang baik sekali, bukan?
Penulis: Ucok Gultom (peserta ”Write The Vision” Gel. I)