Siapa yang Mempunyai Telinga
Sabda-Mu Abadi | 14 November 2024 | Mrk. 4:1-9
”Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar” (Mrk.4:9).
Demikianlah kalimat penutup perumpamaan Yesus. Keras kedengarannya. Tanpa tedeng aling-aling. Apa adanya. Namun, kenyataannya memang, banyak orang lupa bahwa mereka mempunyai telinga. Istilah anak muda 80-an: telinga itu sekadar cantelan. Mengapa? Sebab, punya telinga, namun tak mau mendengar.
Bisa jadi mereka hanya mau mendengar yang ingin didengar. Ini pun sebenarnya absurd karena telinga berbeda dengan mata. Tak ada kelopak telinga, yang ada daun telinga. Jika mata dapat memilih apa yang mau dilihat, telinga tidak mempunyai organ yang dapat menyeleksi apa yang ingin didengar. Akan tetapi, ya, itu tadi, yang punya telinga enggan mendengar!
Yang lebih sering, seperti pemeo, masuk telinga kanan ke luar telinga kiri. Numpang lewat. Enggak ada pengaruhnya sama sekali. Dablek. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”dablek” berarti tidak ambil pusing meskipun dimaki-maki, dinasihati. Kita juga pernah punya istilah ”cuek bebek”. Kalaupun berkomentar, biasanya sambil lalu berkata, ” Emangnya gua pikirin !”
Menarik disimak, Sang Guru memulai perumpamaan dengan kalimat perintah: ”Dengarlah!” Sejak awal Yesus memang ingin didengar! Ia berkehendak orang banyak itu tidak hanya berfokus pada penyembuhan, tetapi juga pengajaran.
”Adalah seorang penabur keluar untuk menabur” (Mrk. 4:3). Seorang penabur pastilah menabur. Jika tidak menabur, dia tak layak menyebut dirinya penabur. Kalau hanya berpangku tangan setiap hari, dia lebih cocok disebut penganggur.
Ya, ada seorang penabur yang menabur. Seorang penabur berpengalaman pastilah senantiasa menabur benih bermutu. Awal dari seluruh usaha pertanian adalah mutu benih. Jika mutunya baik, kita dapat mengharapkan hasil baik. Tanpa benih unggul, tak mungkin dihasilkan panen berkualitas. Perumpamaan ini agaknya lebih difokuskan pada jenis tanah di mana benih tersebut tumbuh. Karena itu, Yesus memulai dan mengakhirinya dengan menekankan fungsi telinga: mendengar.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:
Foto: Unsplash/Z. Saavedra