Tulislah Apa Yang Kau Lihat

”Kabar baik harus disampaikan. Kearifan masa lampau dan harapan-harapan untuk masa depan berseru minta dinyatakan.”
Floyd Shacklock
Nabi yang Mendengar

Allah tentulah Allah yang berucap ketika berfirman kepada hamba-Nya. Nabi Habakuk hidup di tengah penghancuran dan kekerasan. Ia adalah seorang yang melihat dan mendengar suara Allah berfirman, ”Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya” (Hab. 2:2).
Bila saat ini komunikasi nabiah seperti yang digambarkan Nabi Habakuk, pastilah sebuah komunikasi yang selalu tersambung, nyaris tanpa gangguan sinyal atau blank spot. Sebuah komunikasi yang jernih dan tanpa keraguan, komunikasi yang dekat, terlihat dan terdengar bahkan terasakan. Dari kriteria keberhasilan komunikasi, nabi Habakuk pastilah sangat percaya dan dipercaya Allah untuk mengemban misinya, karena terbukti telah terjadi dialog dan komunikasi yang tepercaya.
Prinsip Komunikasi Kristen
Dalam sebuah definisi tentang komunikasi Kristen, sebuah lembaga dunia merumuskan bahwa komunikasi kristen adalah ”proses yang terus berlanjut di antara orang Kristen dan gereja untuk mencerminkan dan berpartisipasi dalam hidup Allah yang menyelamatkan dunia.” Lembaga ini dan misinya memberikan juga prinsip-prinsip komunikasi sebagai langkah-langkah praktis yang dapat diterapkan dalam pelayanan gereja dan umat Kristen.
Komunikasi Kristen—apa pun penjelasannya—adalah bagian dari kehidupan Kristen yang bermula dari kata-kata Allah kepada kita. Kita mendengar suara-Nya dan menjawab-Nya, lalu terjadilah dialog, sebuah pengertian yang terus-menerus diperbarui, seolah terjadi sebuah percakapan yang intens antara kita, manusia, dan Allah.
Kehidupan Kristen juga melibatkan komunikasi antara manusia dan manusia, dengan tujuan untuk menyampaikan Kabar Baik. Kabar Baik bagi semua manusia ini juga bersumber dari dialog dan percakapan kita dengan Allah. Komunikasi Kristen kini memiliki tugas penting untuk memberi ruang Roh Kudus berkarya, menarik manusia ke dalam komunikasi dengan Tuhan dan dengan sesama manusia.
Ini adalah prinsip yang menegaskan bahwa komunikasi Kristen adalah komunikasi yang berperspektif Injil Kerajaan Allah, yang menghubungkan manusia dengan karya keselamatan Kristus, dalam pertolongan Roh Kudus.
Peranan Literatur Kristen
Yohanes, Sang Penginjil, menuliskan dalam 1 Yohanes 1:1: ”Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup—itulah yang kami tuliskan kepada kamu.”
Pada Zaman sekarang kita sangat tertolong memahami penghayatan iman dan karya penyelamatan Allah dengan membaca Alkitab. Di dalamnya kita menemukan kisah-kisah Allah berbicara melalui para nabi, juga kita bisa menemukan pergumulan Nabi Habakuk dan misinya untuk menjadi komunikator Allah. Alkitab adalah karya literatur Kristen yang menolong kita menjadi percaya.
Inilah cara Sang Firman itu berkarya, ketika para nabi dan penulis Alkitab mengomunikasikan melalui tulisan, Firman itu tetap memberi kekuatan untuk mengubah setiap orang yang menerima dan percaya.
Memahami Habakuk yang menuliskan penglihatan dari Allah, meneguhkan bahwa penulisan yang baik, yang menjadi muatan komunikasi Kristen dari kehidupan kristiani, memberikan penglihatan juga bagi pembacanya. Ia memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu, memberikan kekuatan untuk menggerakkan. Inilah yang dituliskan oleh Floyd Shacklock dalam pengantar buku Tulislah Apa Yang Kau Lihat, buku yang ditulis pada 1970 dan dicetak di Indonesia pada 1985.
Sungguh, ini menggugah saya untuk berkenalan dengan sang nabi yang menjadi komunikator pada masanya dan menjadi penulis Kristen pada masa kini. Bagaimana dengan Anda?
Kris Hidayat | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Foto: “The Prophet Habakkuk and the Angel” – wikipedia, Wouter Crabeth