Undi
Sabda-Mu Abadi | 27 Oktober 2023 | Yos. 14:1-7
”Aku sendiri akan menghalau mereka dari hadapan orang Israel. Namun, hanya undilah dahulu negeri itu di antara orang Israel menjadi milik pusaka mereka, seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu. Oleh sebab itu, bagikanlah negeri ini kepada kesembilan suku itu dan kepada suku Manasye yang setengah itu menjadi milik pusaka mereka” (Yos. 14:6-7).
Demikianlah perintah Allah kepada Yosua. Masih ada negeri yang belum ditaklukkan. Dan sebagaimana biasa Allah berjanji akan menghalau penduduk negeri itu. Hanya, ini syaratnya, Yosua diminta untuk mengundi dahulu sebelum pasukan Israel merebutnya.
Mengapa dengan undi? Tidak bisakah dengan musyawarah untuk mufakat? Bukankah musyarawah sedikit banyak juga memperlihatkan bahwa umat Allah adalah manusia beradab yang menggunakan akal budi?
Musyawarah memang baik selama orang-orang yang bermusyawarah itu sama gelombangnya—sama bijaknya dan sama tulusnya. Jika kebijakannya tidak sama, bisa jadi yang pandai bicaralah yang mungkin akan mendapatkan bagian terbaik. Apalagi jika tidak ada niat tulus. Kesepakatan yang terpaksa malah akan memecah belah bangsa tersebut.
Pada masa itu, undi dipahami sebagai salah satu cara dalam mencari kehendak Allah. Dalam undian manusia tidak turut campur sama sekali, sehingga hasilnya dipercaya oleh semua pihak sebagai kehendak Allah.
Mengapa pula undi dilakukan sebelum penaklukkan? Sepertinya Allah memahami bahwa pandangan mata terhadap negeri yang telah ditaklukkan bisa membuat umat Israel kecewa jika tidak mendapatkan tanah sesuai harapan. Dan mungkin saja Allah merasa perlu menghilangkan rasa kecewa yang mungkin ada jika undian dilakukan sesudah penaklukkan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Neom