Upah yang Ditahan

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 17 Januari 2024 | Yak. 5:4

”Sesungguhnya, upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, berteriak terhadap kamu, dan keluhan mereka yang menyabit panenmu sampai ke telinga Tuhan semesta alam.”

Ini jugalah persoalan yang dilihat Yakobus pada diri beberapa orang dari pembaca suratnya. Mereka sengaja menahan upah buruh mereka. Meski para buruh telah menjalankan kewajiban menuai ladang, tuan mereka dengan sengaja tidak menjalankan kewajibannya. Pada titik ini, sang tuan telah melanggar hak orang lain.

Menarik disimak, Yakobus tidak menyatakan bahwa keluhan para buruh telah sampai kepada Allah, namun upah yang ditahan itulah yang berteriak. Dan teriakannya telah sampai ke telinga Allah.

Dengan kata lain, upah pun menuntut keadilan. Sebab tempat mereka seharusnya bukanlah di pundi-pundi sang tuan, tetapi di saku baju para buruh itu. Itu berarti, para buruh itu tak berjuang sendirian. Jika tidak ada orang yang mau membela mereka, benda mati seperti upah pun tampil untuk menjadi pembela.

Yakobus juga menyatakan sebelum teriakan itu sampai kepada Allah, sang tuan pasti telah mendengarnya. Hanya persoalannya, sang tuan agaknya enggak sadar. Atau, mungkin ini yang lebih tepat, ia tidak mau mendengarkan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Annie S.