Utusan Allah
Sabda-Mu Abadi | 19 Agustus 2024 | Kel. 23:20-23
”Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Perhatikanlah dia, dengarkanlah perkataannya. Janganlah menentangnya, karena ia tidak akan mengampuni pelanggaranmu, sebab nama-Ku ada dalam dirinya. Tetapi, jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan semua yang Kufirmankan, Aku akan menjadi musuh bagi musuhmu dan lawan bagi lawanmu. Sebab, malaikat-Ku akan berjalan di depanmu dan membawamu ke negeri orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka.”
Kata ”malaikat”—dalam bahasa Ibrani mal’akh dan dalam bahasa Yunani angelos—berarti utusan. Ia diutus Allah. Tugasnya tentu saja membawa pesan Allah dan melakukan kehendak Allah.
Ketika Allah berjanji akan mengutus malaikat-Nya mendahului umat Israel untuk melindungi umat-Nya dalam perjalanan dan membawa ke tanah perjanjian memperlihatkan bahwa bangsa Israel penting di mata Allah. Allah berharap respons umat-Nya adalah memperhatikan kata-katanya dan menaatinya. Mengapa? Karena ia utusan Allah. Dia membawa perbawa Allah.
Lalu bagaimana kita menerapkan nas ini di kehidupan kita pada abad ke-21 ini? Mungkin kita perlu kembali ke makna kata malaikat. Sehingga setiap orang yang diutus Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada kita bisa kita pandang sebagai malaikat. Dan untuk itu, kita dipanggil untuk menaatinya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: