Wajah Musa Bercahaya

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 1 Oktober 2024 | Kel. 34:29-35

”Lalu Musa turun dari Gunung Sinai dengan kedua loh hukum di tangannya. Ketika turun dari gunung itu, ia tidak menyadari bahwa kulit wajahnya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. Ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit mukanya bercahaya sehingga mereka takut mendekati dia. Tetapi, ketika Musa memanggil mereka, Harun dan semua pemimpin jemaah berbalik kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. Sesudah itu seluruh orang Israel datang mendekat, lalu Musa menyampaikan segala perintah yang difirmankan TUHAN kepadanya di Gunung Sinai. Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, ia mengenakan selubung pada wajahnya” (Kel. 34:29-33).

Wajah Musa bercahaya. Itu memang tidak disadarinya. Namun, Harun dan semua orang Israel melihatnya. Penulis Kitab Keluaran menyatakan bahwa semua itu akibat dari percakapan dengan Allah.

Persekutuan dengan Allah itu berdampak. Malah aneh rasanya jika tidak. Musa memperlihatkan kemuliaan wajah Allah. Harun dan semua orang Israel pun gentar, bahkan menjauhinya. Akan tetapi, Musa memanggil dan bercakap-cakap dengan mereka. Dan untuk itu ia menyelubungi wajahnya.

Kisah bercahayanya wajah Musa itu bisa menjadi tanda dari setiap orang yang sungguh-sungguh bergaul dengan Allah. Bahkan, menjadi keniscayaan. Orang-orang yang bergaul dengan Allah mestinya memperlihatkan kemuliaan Allah. Aneh rasanya jika orang tersebut malah memperlihatkan kemuliaannya sendiri.

Selanjutnya, orang tersebut dipanggil untuk tidak hidup elitis, atau mengasingkan diri, tetapi bersekutu dengan sesamanya. Persekutuan dengan Allah memanggil manusia menyapa sesama. Karena kasih-Nya memang buat semua.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Simon T.