Yang Membawa Damai

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 10 Juli 2025 | Mat. 5:9

”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”

Dalam aforisme ini, Yesus Orang Nazaret menegaskan bahwa hanya orang yang membawa damailah yang layak disebut anak-anak Allah. Membawa damai mensyaratkan bahwa kita telah memiliki damai itu. Damai itu sejatinya adalah anugerah Allah.

Kepada Jemaat di Kolose, Paulus menulis: ”Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu” (Kol. 3:15). Yang memerintah atau menguasai adalah damai sejahtera Kristus. Bukan damai sejahtera manusia, tetapi damai sejahtera Kristus. Suasana damai dan bukan ketakutan.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu.” Keputusan-keputusan itu diambil bukan karena ketakutan, bukan karena paksaan, bukan pula karena keyakinan diri, tetapi karena kedamaian yang diberikan Kristus. Kadang, ketika kita mengambil keputusan, setelah keputusan itu didoakan, kita malah semakin waswas. Mengapa? Karena kita tidak mengambil keputusan berdasarkan damai Kristus. Kita mengambil keputusan dalam situasi tegang.

Nasihat bijak bagi para pendaki gunung yang tersesat di hutan pada waktu malam dan tanpa senter adalah tidur. Istirahat. Tunggu matahari bersinar cerah esok hari, baru mengambil jalan yang tepat. Ya, jangan ambil keputusan saat hati galau atau tegang.

Salah satu ciri orang yang dikuasai oleh damai Kristus adalah mampu berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri berarti mampu menerima kekuatan dan kelemahan diri.

Sewaktu kita mampu menerima kekuatan kita, pastilah kita mampu menerima kekuatan orang lain. Kita terhindar dari rasa iri. Dan saat kita mampu menerima kelemahan kita, kita pun akan lebih mampu menerima kelemahan orang lain. Kita terhindar dari menyalahkan orang lain. Orang yang senang mencari kambing hitam sering kali belum berdamai dengan diri sendiri.

Ketika kita mampu berdamai dengan diri sendiri dan sesama, orang akan sungguh merasakan bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: worldhistory/Carl Bloch

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media Anda!