Yerusalem, Yerusalem

Sabda-Mu Abadi | 21 Desember 2025 | Mat. 23:37-39
”Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadanya! Berkali-kali Aku ingin mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi bagimu. Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, sampai kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”
Demikianlah keluhan Yesus terhadap Yerusalem. Yerusalem tentu penting di mata Sang Guru. Di kota itu Yesus diserahkan kepada Allah oleh kedua orang tuanya. Di situ juga Ia digendong Simeon, seorang adiyuswa, yang menyatakan telah melihat keselamatan dari Allah dalam diri bayi yang digendongnya. Di Yerusalem pulalah Yesus yang berusia 12 tahun bercakap-cakap dengan alim ulama Yahudi.
Namun demikian, di kota itu pulalah Yesus sering mendapatkan tekanan dari pemuka agama Yahudi—para ahli Taurat, orang-orang Farisi, juga orang Saduki. Dan karena itu, Sang Guru dari Nazaret mengeluhkan kota itu pada menjelang akhir pelayanan-Nya di dunia.
Di mata Yesus Orang Nazaret, Yerusalem—berarti juga para penduduknya—hidup sesuka-hati. Tak lagi mau diatur oleh Allah. Itu terbukti dengan pembunuhan nabi-nabi. Padahal nabi-nabi itu hanya menjalankan fungsinya sebagai utusan Allah. Mereka tak mau dibilangi. Karena mereka tak mau diberitahu, tak mau dinasihati, Allah pun meninggalkannya.
Sepertinya ucapan Yesus ”Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, sampai kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” akan tergenapi pada kedatangan-Nya yang kedua. Namun, yang penting dan bisa menjadi pelajaran bagi kita, orang percaya abad ke-21, adalah jangan pernah mengeraskan hati!
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Silakan klik tautan berikut untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!