Yesus Dibaptis

Published by Yoel M. Indrasmoro on

”Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam wujud serupa burung merpati ke atas-Nya. Terdengarkah suara dari langit, ’Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan’” (Luk. 3:21-22).

Demikianlah catatan Lukas berkait peristiwa Yesus dibaptis oleh Yohanes. Kisah pembaptisan Yesus versi Lukas memang unik. Tidak ada percakapan antara Yesus dan Yohanes Pembaptis sebagaimana dicatat dalam Injil Matius.

Bahkan, kita, para pembaca abad XXI, tidak diberi tahu siapa yang membaptis Yesus. Meski tentu saja dalam bagian sebelumnya dikisahkan tentang karya Yohanes Pembaptis.

Beritanya pun singkat saja. Terkesan datar. Namun, tetap menarik disimak.

Sepertinya Lukas hendak menampilkan Yesus Orang Nazaret sama seperti manusia lainnya. Dengan kata lain, Yesus Sang Guru menyamakan dan menyatukan diri-Nya dengan orang banyak yang ingin dibaptis. Yesus tak merasa perlu diistimewakan. Ia menjadi salah seorang dari sekelompok manusia yang mau berubah.

Sejatinya Yesus tak perlu melakukan itu. Bagaimanapun Ia adalah manusia nirdosa. Dan baptisan Yohanes Pembaptis, seperti dijelaskan sebelumnya, adalah baptisan tobat untuk pengampunan dosa. Namun, itulah yang terjadi, Yesus Orang Nazaret agaknya ingin memperlihatkan diri-Nya sebagai sungguh-sungguh manusia. Dan itulah yang dikenan Allah Bapa.

Yang lainnya, Lukas tampaknya hendak memperlihatkan bahwa karya pertama Yesus adalah berdoa. Ya, doa. Doa adalah persekutuan antara manusia dan Allah. Doa bukanlah sekadar permintaan apa yang kita kehendaki kepada Allah, tetapi menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah. Kehendak Allah adalah standarnya.

Doa menjadi karya siginifikan dalam kehidupan Yesus Orang Nazaret. Dan pada akhirnya Yesus mengakhiri karya-Nya dengan doa pula di Taman Getsemani.

Dalam suasana doa itulah langit terbuka, Roh Kudus hadir dalam wujud serupa burung merpati dan turun ke atasnya, serta terdengar suara dari langit: ”Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.” Lukas tampaknya hendak menyatakan bahwa orang-orang yang telah dibaptis itu menjadi saksi dari peristiwa baptis ini.

Apa artinya ini? Kemungkinan besar Lukas hendak mengajak para pembacanya untuk menjadi saksi bahwa Yesus adalah Anak Allah, kesayangan Bapa-Nya, namun rela menyatukan diri-Nya dengan manusia, dan pada akhirnya menyelamatkan manusia.

Itu berarti kita juga dipanggil untuk menjadi saksi karya penyelamatan Allah itu. Sehingga makin banyak orang merasakan karya penyelamatan Allah itu. Dan itu hanya mungkin jika kita terus bersekutu dengan Allah dalam doa.

Yoel M. Indrasmoro

Foto: Istimewa