Adat Istiadat

Sabda-Mu Abadi | 18 Desember 2024 | Mrk. 7:1-8
”Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” (Mrk. 7:5). Inilah kalimat yang keluar dari mulut beberapa orang Farisi dan ahli Taurat.
Mereka tidak mengada-ada dengan pertanyaan itu. Agaknya, mereka heran menyaksikan bagaimana para murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Di mata mereka para murid Yesus telah meremehkan adat Yahudi. Dan ini bukan persoalan biasa. Di mata mereka apa yang dilakukan para murid Yesus merupakan pelanggaran serius.
Yesus tidak kalah seriusnya menanggapi pertanyaan itu. Dengan tegas Guru dari Nazaret itu menelanjangi keadaan kebanyakan orang Yahudi yang lebih suka memperhatikan hal-hal kecil secara terperinci ketimbang alasan di balik pelaksanaannya.
Dengan tegas Yesus menjawab, ”Tepatlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik, seperti ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan dan adat istiadat manusia kamu pegang.” (Mrk. 7:6-8).
Di mata Yesus hati lebih penting ketimbang bibir. Tak ada gunanya bibir yang memuliakan Allah, namun hatinya malah jauh dari Allah. Bahkan aneh karena Allah itu Mahatahu. Dengan demikian mereka sudah meremehkan Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: