Ajaran Lain

Sabda-Mu Abadi | 18 Mei 2023 | 1Tim. 1:3-4
”Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan memperingatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tidak putus-putusnya, yang menghasilkan angan-angan belaka, dan bukan tata hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.”
Paulus senantiasa waspada terhadap ajaran lain. Bagaimanapun, ajaran lain bisa berpotensi menimbulkan perpecahan dalam jemaat. Berkait dengan kepercayaan, manusia cenderung membandingkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih repot lagi kala yang satu merasa lebih benar dari yang lainnya atau menganggap ajarannyalah yang benar. Dan karena itulah, sebagai guru, Paulus merasa perlu mewanti-wanti Timotius untuk memperingatkan orang-orang tertentu.
Menarik disimak, Sang Rasul dari Tarsus tak merasa perlu menyebut nama. Bisa jadi ia menjaga perasaan orang-orang tertentu itu. Sepertinya Paulus tak ingin mempermalukan mereka. Lagi pula ajaran itu masalah pemahaman dan pemahaman bisa berubah. Penyebutan nama hanya akan membuat mereka pasang kuda-kuda atau akan merasa malu di kemudian hari.
Meski surat Paulus ini merupakan konsumsi pribadi, Paulus tak merasa perlu menyakiti orang lain. Dan untunglah Paulus memang tidak melakukannya. Enggak lucu juga jika pada akhirnya kita, orang percaya abad ke-21, mendengarkan curhat Paulus berkenaan dengan orang lain pada ibadah Minggu.
Sepertinya Paulus merasa perlu menekankan kata ”sibuk” di sini. Dongeng dan silsilah itu bukan hal buruk. Darinya kita dapat memperoleh hikmat. Namun, jangan sampai begitu menyita perhatian, sehingga kita malah menganggapnya lebih utama ketimbang iman kita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/K. Parekh