Akhan

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 14 Oktober 2023 | Yos. 7:16-26

”Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel. Seperti inilah yang kuperbuat: Aku melihat jubah yang indah buatan Sinear di antara jarahan itu dan dua ratus syikal perak serta sebatang emas seberat lima puluh syikal. Aku mengingininya, lalu mengambilnya. Semuanya itu disembunyikan dalam tanah di kemahku, dan perak itu di bagian bawah” (Yos. 7:20-21).

Akhan pun mengakui perbuatannya. Ia tak dapat mengelak. Sepertinya Akhan pun menyadari tak mungkin berbohong di hadapan Allah. Bukankah Allah Mahatahu! Bisa jadi ia juga menyadari betapa mengerikannya akibat dari perbuatannya itu. Israel kalah dalam pertempuran. Bahkan, Allah pun menegaskan bahwa Israel tidak mungkin menang jika mereka membersihkan kesalahannya. Allah menuntut kekudusan di sini.

Kekudusan menjadi keniscayaan karena Israel hanyalah alat di tangan Allah. Peperangan itu bukanlah peperangan Israel terhadap bangsa-bangsa lain, tetapi sejatinya adalah peperangan Allah sendiri. Sehingga kekudusan hidup umat—sesuai dengan sifat Allah—merupakan kemestian yang tidak terhindarkan.

Akhan sendiri mengakui bahwa dia merasa sayang jika jubah buatan Sinear itu dimusnahkan. Sehingga dia menyimpannya. Sedangkan emas dan perak, yang sejatinya masuk dalam perbendaharaan TUHAN, malah dicuri oleh Akhan. Pada titik ini Akhan telah mengambil milik Allah.

Karena itulah Allah murka. Sebab, sebelumnya Yosua sudah memberi peringatan keras. Dan Akhan melakukannya secara sengaja. Selanjutnya, Akhan bersama keluarganya dilempari dengan batu sampai mati oleh semua orang Israel. Semua harta miliknya, dan juga barang-barang curiannya dibakar habis. Ya, Allah pun tak sudi menerima kembali milik-Nya yang telah dicuri Akhan.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Foto: Unsplash/Liebre