Aku Tidak Malu
Sabda-Mu Abadi | 14 Juli 2023 | 2Tim. 1:11-12
”Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu. Sebab, aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari itu.”
Aku tidak malu. Demikianlah pernyataan Paulus di hadapan Timotius. Sebab Paulus meyakini bahwa Allah telah menetapkan dirinya sebagai pemberita—sebagai rasul dan sebagai guru. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Untuk memberitakan Kabar Baik itulah Allah mengangkat saya menjadi rasul dan guru.” Tampaknya Paulus sengaja menyatakan dirinya sebagai rasul dan sebagai guru. Dan Allah sendiri yang mengangkatnya.
Rasul adalah utusan. Orang yang diutus Allah untuk memberitakan Injil. Waktunya singkat. Sedangkan guru, waktunya relatif panjang. Dan Paulus percaya bahwa Ia adalah rasul sekaligus guru. Tak heran, jika diterima di suatu tempat Paulus merasa perlu meluangkan waktu yang cukup lama agar para muridnya sungguh-sungguh memahami iman Kristen.
Berkenaan kedua jabatan itu—baik rasul maupun guru—Paulus tidak merasa perlu malu. Sebab ia tahu siapa yang dia percayai! Dengan kata lain, Paulus sungguh mengenal Allah, yang menyatakan diri melalui Yesus Kristus. Dan ia percaya bahwa Allah yang memanggil dia dan memercayakan pelayanan kepada dia akan memelihara semua yang dikerjakannya.
Itu berarti, jika sekarang kita merasa dipercaya Allah untuk mengerjakan sesuatu, percaya jugalah bahwa tidak hanya kita yang memelihara pekerjaan itu. Allah sendiri akan turun tangan untuk memelihara pekerjaan kita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Black C.