Anak Allah

Published by Admin on

Anak Allah

Sabda-Mu Abadi | 21 Oktober 2024 | Mrk. 1:9-11

Sesudah pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, penulis Injil Markus mencatat: ”Segera sesudah keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya” (Mrk. 1:10). Dalam kisah penciptaan tertera: ”Gelap gulita meliputi samudera semesta, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kej. 1:2). Rabi ben Zoma mengartikan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air itu sebagai gerakan burung merpati. Seandainya pemahamannya tepat, turunnya Roh boleh diartikan sebagai ciptaan baru. Dan suara dari surga menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Agaknya ada kaitan antara turunnya Roh dan suara bahwa Yesus adalah anak Allah. Dan Roh jugalah yang membuat kita menjadi anak-anak Allah. Sesungguhnya kita juga—yang telah dibaptis—adalah anak-anak Allah.

Frasa ”anak Allah” bukan tanpa makna. Jika kita berani menyatakan diri sebagai anak-anak Allah berarti kita harus bersikap dan bertindak sebagaimana Yohanes Pembaptis, juga Yesus Orang Nazaret, yang mengutamakan kehendak Allah dalam diri kita. Dan itu semestinya tampak dalam keseharian kita.

Dalam mazmurnya, kepada semua makhluk Daud mengajak, ”Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dalam semarak kekudusan!” (Mzm. 29:2). Alkitab Terjemahan Baru menggunakan frasa ”berhiaskan kekudusan”.

Berhiaskan kekudusan merupakan panggilan umat percaya. Mengapa? Karena kita milik Allah. Allah itu kudus, masak kita kagak? Lagi pula, bukankah kita senang disebut anak Allah. Kalau Bapa kita kudus, dan kita tidak hidup kudus, lalu kita anak siapa?

Memang kekudusan biasanya lebih gampang dijalani ketika kita bertemu banyak orang. Dan ketika tidak ada orang yang melihat, kadang kita merasa aman bertindak semaunya. Toh tidak ada orang yang melihat.

Namun, jika kita memercayai bahwa Roh Allah tinggal di dalam kita, aneh rasanya jika kita tidak hidup kudus.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Kachen