Anakku yang Terkasih

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 9 Juli 2023 | 2Tim. 1:1-2

”Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas kehendak Allah menurut janji kehidupan dalam Kristus Yesus. Kepada Timotius, anakku yang terkasih: Anugerah, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Dalam pembukaan suratnya yang kedua, Paulus—sebagaimana kelaziman korespondensi masa itu, memperkenalkan dirinya sebagai rasul atau utusan Kristus Yesus. Keberadaannya sebagai rasul itu bukanlah atas kemauannya sendiri, namun melulu karena kehendak Allah. Keberadaan Paulus sebagai rasul hanya mungkin terjadi karena, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”hidup itu kita terima karena bersatu dengan Kristus Yesus.”

Jelaslah, karena telah merasakan hidup yang dijanjikan Allah itu—sebagai buah dari persekutuan dengan Kristus Yesus—Paulus mampu memberitakannya. Dengan kata lain, pemberitaan itu bukan pepesan kosong, karena ia telah hidup di dalamnya.

Timotius merupakan buah pemberitaan Paulus sehingga sang guru menyapanya sebagai ”anakku yang terkasih”. Menarik disimak, frasa ”anakku yang terkasih”, dalam seluruh Perjanjian Baru, hanya disematkan Paulus kepada Timotius. Dari seluruh murid Paulus, cuma Timotius yang disapa ”anakku yang terkasih”.

Itu bukan tanpa konsekuensi. Timotius pun sepertinya merasa perlu untuk menampakkan dirinya sebagai murid yang dianggap anak oleh Paulus dalam pelayanannya sebagai pemimpin jemaat. Dan berkat Allah Bapa dan Kristus Yesus adalah modal utamanya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Neom