Anugerah dan Damai Sejahtera
Sabda-Mu Abadi | 10 September 2023 | Fil. 1:3
”Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.”
Demikianlah harapan Paulus. Ia sungguh ingin memberikan yang terbaik kepada Filemon dan persekutuan jemaat di rumahnya. Dan yang terbaik dimilikinya adalah anugerah dan damai sejahtera.
Paulus—meski berada dalam penjara—sepertinya telah merasakan bahwa yang sungguh penting dan bermakna dalam hidupnya memang anugerah dan damai sejahtera dari Allah. Dan itulah yang membuat dia tetap bertahan dalam iman dan panggilannya sebagai pekerja Kristus.
Yang dimaksud dengan anugerah adalah keselamatan yang dari Allah itu. Keselamatan memang hanya oleh anugerah. Bahasa Latinnya ”gratia”, yang diadopsi dalam bahasa Inggris menjadi ”grace”, dan akhirnya kita orang Indoneia mendapatkan kata ”grátis”, artinya cuma-cuma atau tidak dipungut bayaran.
Penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus memang cuma-cuma. Namun, itu bukan murahan. Diberikan gratis karena kita tidak mungkin sanggup membayarnya. Ya, siapakah manusia yang sanggup membayar biaya untuk pengorbanan Kristus di atas kayu salib? Karena tak ada yang mampu membayarnya, Allah membuatnya cuma-cuma.
Bagi Paulus, bukan sekadar itu. Allah yang berkenan menyelamatkannya, juga mengangkatnya menjadi pekabar Injil. Ini sebuah kepercayaan. Dan sepertinya kepercayaan itu pulalah yang membuat Paulus mampu bertahan sebagai pekabar Injil. Ya, anugerah Allah semestinya menjadi sumber penghiburan yang membuat kita merasakan damai sejahtera. Itu pun diyakini Paulus sebagai pemberian Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Julentto P.