Bagaimana Pendapatmu?
Sabda-Mu Abadi | 14 November 2025 | Mat. 18:12-14
”Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya tersesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang tersesat itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak tersesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki salah seorang dari yang kecil ini hilang.”
Demikianlah cara Sang Guru mengajar. Ia memang piawai. Dengan bertanya, Yesus Orang Nazaret sengaja melibatkan pendengar-Nya. Metode kayak begini mau tak mau memaksa naradidik memberi perhatian; sekaligus mengakui bahwa naradidik pasti punya pendapat. Tentu saja, pendapatnya bisa sama atau berbeda.
Sang Guru sepertinya mengajak pendengarnya untuk mengakui bahwa tindakan-Nya bergaul akrab dengan orang-orang yang dianggap sesat sesungguhnya logis. Selogis pemilik domba yang meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor domba untuk mencari seekor domba yang tersesat.
Mengapa? Sebab pemilik domba itu fokus pada keutuhan milik-Nya. Ia tidak merasa tenang sebelum domba yang tersesat itu ditemukan. Dan karena itu, ia meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor itu.
Apakah itu berarti ia tidak mengasihi yang kesembilan puluh sembilan ekor itu? Pasti tidak demikian. Ia mengasihi semua domba-Nya. Alasannya adalah semuanya adalah miliknya. Karena miliknya, ia peduli terhadap semuanya. Oleh karena itu, ia mencarinya.
Sejatinya kisah pemilik yang mencari domba yang tersesat sungguh lumrah. Saat semua pendengar-Nya setuju dengan kelumrahan itu, Yesus menegaskan bahwa tindakan-Nya—bergaul akrab dengan orang-orang yang dianggap sesat—juga lumrah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!
