Bapa Kita Semua
Sabda-Mu Abadi | 20 Februari 2023 | Rm. 4:16-25
”Karena itu, janji tersebut berdasarkan iman supaya sesuai dengan anugerah, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua—seperti tertulis: ’Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa’—di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada” (Rm. 4:16-17).
Abraham adalah bapa kita semua. Demikian kesimpulan Paulus. Abraham adalah bapak dari baik orang-orang yang hidup Taurat—keturunan secara jasmaniah—maupun orang-orang yang hidup dalam iman Abraham—keturunan secara rohaniah. Tentu saja, keturunan rohani pastilah lebih banyak dari keturunan jasmani. Dan kita—orang Kristen, yang percaya kepada Kristus—adalah ahli waris rohani Abraham.
Paulus menegaskan bahwa pilihan Abraham—untuk memercayai bahwa ia akan menjadi bapak banyak bangsa—bukan perkara lumrah. Ia telah berusia seratus tahun dan Sara mandul. Namun, sebenarnya itu bukan perihal mustahil mengingat bahwa Allah adalah Pribadi yang menghidupkan orang mati dan yang dengan berkata saja membuat apa yang tidak pernah ada menjadi ada.
Lagi pula tindakan Abraham memercayai Allah sejatinya juga merupakan tindakan yang masuk akal karena itu pulalah visi terbesarnya sebagai manusia. Sesungguhnya ia memang ingin mendapatkan keturunan. Dan janji Allah dipandangnya sebagai jawaban atas visinya itu. Oleh karena itu, meskipun harus melawan akal sehat, Abraham belajar untuk memercayakan dirinya pada anugerah Allah.
Itulah iman. Itu jugalah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran. Itu pulalah jalan kita yang percaya kepada Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran-pelanggaran kita dan dibangkitkan untuk pembenaran kita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Dlerick