Belajar Merdeka

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 26 Juni 2024 | Kel. 14:1-14

”Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, ‘Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut. Kamu harus berkemah tepat depan Ba’al-Zefon di tepi laut. Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah tersesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui bahwa Akulah TUHAN.’ Lalu mereka berbuat demikian” (Kel. 14:1-4).

Merdeka tidaklah berarti bebas melakukan apa saja. Dalam kisah kemerdekaan Israel jelaslah bahwa kemerdekaan berarti pula menaati perintah Allah tanpa syarat. Itu merupakan tindakan yang logis. Israel tidak lagi menjadi hamba Firaun, melainkan hamba Allah. Dan itu berarti tunduk kepada perintah Allah tanpa syarat. Itu pulalah yang mereka lakukan ketika Allah, melalui Musa, menyuruh mereka kembali dan berkemah di tepi laut.

Mengapa mereka melakukannnya? Tentulah karena mereka percaya kepada Allah melalui perantaraan Musa. Mereka juga sepertinya telah belajar dari sepuluh tulah yang menimpa orang Mesir. Terlebih tulah kesepuluh, yang mengakibatkan kematian seluruh anak sulung manusia dan hewan bangsa Mesir. Sehingga mereka pasrah bongkokan ketika diperintahkan untuk kembali dan berkemah.

Sayangnya, ketika menyaksikan Firaun dan segenap tentara berkudanya, penulis Kitab Keluaran mencatat: ”Orang Israel sangat ketakutan dan mereka berseru-seru kepada TUHAN. Mereka berkata kepada Musa, ’Apakah tidak ada kuburan di Mesir sehingga engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?…. Sebab, lebih baik bagi kami bekerja bagi orang Mesir daripada mati di padang gurun ini’” (Kel. 14:10-12).

Orang Israel lebih suka mati sebagai budak ketimbang orang merdeka. Mereka merasa lebih nyaman hidup sebagai budak. Secara fisik merdeka, tetapi hati mereka tetap budak. Mereka sedang belajar sebagai bangsa merdeka. Dan itu butuh waktu.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/J. Corl