Berawal dari Rumah

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 6 Mei 2024

Pada suatu hari seorang ibu menemui Bunda Teresa. Ia mengemukakan niatnya untuk terlibat dalam perdamaian dunia. Menanggapi hal itu, pemenang hadiah Nobel Perdamaian 1979 berpesan, ”Pulanglah ke rumahmu!”

Menurut Bunda Teresa, damai dan perang berawal dari rumah. Bila kita sungguh-sungguh menginginkan damai di dunia ini, kita perlu mencintai satu sama lain dan dimulai dari keluarga kita sendiri.

Masalahnya, mungkin di sini, orang begitu mudahnya memberikan perhatian kepada banyak orang di luar sana, tetapi lupa dengan anggota-anggota keluarganya sendiri. Tanpa disadari, rumah sering menjadi tempat di mana sikap pilih kasih dipraktikkan dengan gamblang.

Kisah keluarga Ishak dan Ribka merupakan salah satu contoh. Penulis Kitab Kejadian mencatat: ”Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka sayang kepada Yakub” (Kej. 25:28).

Keluarga yang semula dilandasi kasih itu dalam perkembangannya menjadi terpecah dan terancam perang saudara, tatkala ibu lebih menyukai si bungsu, karena sering berada di dalam rumah, sedangkan ayah lebih menyayangi si sulung karena suka makan daging buruan.

Alasannya agak menggelikan dan tampak sepele. Namun, siapa sangka, alasan yang remeh itu ternyata berdampak besar terhadap diri anak mereka. Yakub menjadi ”anak mami”, dan Esau menjadi ”anak papi”.

Segalanya, memang dimulai dari keluarga. Sikap pilih kasih itu ternyata menular kepada Yakub, yang berpuluh tahun kemudian ternyata lebih menyayangi Yusuf ketimbang anak-anaknya yang lain. Ochi, murid saya, pernah berujar bahwa keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak, dan orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak mereka.

Segalanya berawal dari rumah. Jika di rumah tak ada kedamaian hati dan keadilan, ke mana pula anak-anak harus mendapatkannya? Agaknya, inilah alasan utama dari semakin meningkatnya jumlah anak jalanan dan maraknya pengguna narkoba!

Pola pengasuhan yang baik semestinya tidak membuat seorang anak merasa diri sebagai anak emas atau anak tiri. Karena itu, jangan pilih kasih! Bukankah mereka semua adalah anugerah Tuhan?

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Bailey A.