Berdiam Diri

Sabda-Mu Abadi | 31 Mei 2023 | 1Tim. 2:11-15
”Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki. Hendaklah ia berdiam diri. Sebab, yang pertama dijadikan itu Adam, kemudian barulah Hawa. Lagi pula, bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Namun, perempuan akan diselamatkan dengan melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman, kasih, dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.”
Pada masa itu mengajar identik dengan memerintah. Sepertinya Paulus memang menjadikan budaya pada masa itu sebagai dasar bagi perempuan untuk tidak mengajar dalam ibadah. Mereka harus menundukkan diri sebagaimana yang dikatakan oleh hukum Taurat. Dan memang pandangan teologis umat Yahudi terhadap perempuan memang rendah.
Sebenarnya, prinsip Paulus ini terasa aneh. Sebab bagi dirinya sendiri Paulus mengaku beberapa perempuan yang menjadi teman sekerjanya, seperti Febe, Priskila, Yunia, Maria, Trifena, dan Trifosa dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Belum lagi jika kita menyaksikan bagaimana bangsa Israel pun mengenal pemimpin seperti Miriam dan Debora.
Mungkin saja Paulus merasa perlu menjaga keseimbangan dalam jemaat. Sepertinya Paulus tidak menginginkan adanya perpecahan dalam jemaat karena pengaruh budaya dan kebiasaan masa itu. Bisa jadi dia tidak ingin munculnya pemberontakan kaum laki-laki dalam jemaat. Dan tentu saja Paulus juga tidak ingin adanya dominasi perempuan dalam jemaat.
Lagi pula, pada masa itu hanya pelacurlah yang banyak bicara. Paulus agaknya tidak ingin jemaat yang masih muda itu mendapatkan beban yang tak perlu dari orang-orang di luar jemaat. Dia tidak ingin kesempatan mengajar bagi perempuan malah disalahartikan. Mungkin itulah alasan Paulus.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Raimond K.