Bergembiralah

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 1 Februari 2024 | 1Ptr. 1:6

”Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.”

Penyelamatan Allah semestinya menjadi sumber kegembiraan setiap Kristen. Karena hidup yang dijalaninya menjadi lebih bermakna. Tak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Dan karena itu mereka dipanggil untuk bergembira dalam situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan.

Menjadi Kristen di perantauan bukan perkara mudah. Di tengah budaya politeisme, kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa menjadi terasa aneh sendiri. Mengapa harus percaya kepada satu Allah? Bukankah percaya kepada banyak dewa relatif lebih aman? Sebab ketika yang satu enggan menolong, masih banyak dewa lain yang bisa diharapkan mau menolong.

Belum lagi, ketika banyak orang mengetahui bahwa Tuhan yang disembah tenyata menderita dan mati di atas kayu salib oleh pemerintah Romawi. Bukankah lebih logis jika orang Kristen meninggalkan Tuhannya dan menyembah dewa yang disembah bangsa Roma? Dewa yang terbukti telah membawa kemenangan bagi kekaisaran Roma.

Keberadaan sebagai minoritas menjadi beban karena orang Kristen di perantauan sering dijadikan kambing hitam ketika terjadi bencana dalam masyarakat. Orang Kristen acap dipersalahkan. Kemungkinan besar sikap itu pun merasuk dalam dunia kerja.

Namun demikian, sepertinya Petrus sengaja menggunakan kata ”seketika”. Ya, dukacita itu tidak akan berlangsung lama, apalagi selamanya. Tidak. Jika dibandingkan dengan kekekalan, derita karena pencobaan itu cuma sebentar. Dan pemahaman ini jugalah alasan untuk tetap bergembira.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Foto: Unsplash/Alex B.