Bukan Mematikan, tetapi Menghidupkan

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 19 Desember 2024 | Mrk. 7:9-12

”Lalu Yesus berkata kepada mereka, ’Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus dihukum mati. Namun, kamu berkata: Kalau seseorang berkata kepada ayahnya atau ibunya: Segala bantuan yang seharusnya engkau terima dariku adalah Kurban—yaitu persembahan kepada Allah—maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk ayahnya atau ibunya. Jadi, firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu teruskan itu. Banyak lagi hal lain seperti itu yang kamu lakukan.’”

Yesus menelanjangi kecenderungan orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka menjadikan adat istiadat sebagai alasan untuk lepas dari tanggung jawab terhadap orang tua. Mereka mengikuti aturan sendiri agar terbebas dari aturan yang lebih besar.

Padahal, alasan Allah memberikan perintah-Nya jelas tertera pada Ulangan 4:1-2: ”Sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. Jangan kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, melainkan berpeganglah pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.” (Ul. 4:1-2).

Alasan Allah memberikan perintah ialah agar Israel tetap hidup. Dan saat aturan malah membuat banyak orang mati, aturan itu harus direformasi. Budaya yang mematikan umat manusia harus diubah. Bagaimanapun, budaya dibangun bukan untuk mematikan orang, tetapi untuk menghidupkan orang.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Mick Haupt