Diam

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 9 November 2024 | Mrk. 3:1-6

”Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang tangannya mati sebelah. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat menuntut Dia. Kata Yesus kepada orang yang tangannya mati sebelah itu, ’Mari, berdirilah di tengah!’ Kemudian kata-Nya kepada mereka, ’Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?’ Namun, mereka diam saja” (Mrk. 3:1-4).

Yesus bertanya, namun orang-orang Farisi itu diam saja. Pertanyaan Yesus sebenarnya sederhana saja. Sebagai ahli Taurat pasti mereka tahu bahwa semestinya mereka mengatakan bahwa Allah ingin mereka berbuat baik dan menyelamatkan orang pada Hari Sabat. Tak mungkinlah Allah menghendaki umat-Nya berbuat jahat, apalagi membunuh orang.

Hanya mereka tak mungkin menjawab demikian karena tahu jawaban itu akan membuat Yesus menyembuhkan orang itu. Dan Yesus tidak dapat disalahkan karena Ia hanya berbuat berdasarkan jawaban mereka. Padahal mereka ingin Yesus menyembuhkan orang itu agar mereka dapat mempersalahkan dia.

Kediaman itu membuat Yesus marah sekaligus sedih. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Dengan marah Yesus melihat sekeliling-Nya, tetapi Ia sedih juga, karena mereka terlalu keras kepala. Lalu Ia berkata kepada orang itu, ’Ulurkan tanganmu.’ Orang itu mengulurkan tangannya, dan tangannya pun sembuh” (Mrk. 1:5-6). Ya, kekeraskepalaan mereka membuat mereka tak mampu menjawab pertanyaan sederhana.

Uniknya, Yesus sendiri tidak menyentuh tangan orang tersebut. Ia hanya meminta orang itu mengulurkan tangannya. Dengan cara begini Yesus pun terbebas dari tuduhan telah menyembuhkan orang itu.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Luis Q.