Ditinggalkan Bapa

Sabda-Mu Abadi | 7 April 2025 | Mrk. 15:34
”Pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, ’Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Tepat pukul tiga siang Yesus berseru dengan suara nyaring, ”Eloi, Eloi, lama sabakhtani.” Penulis Injil Markus langsung memberikan maknanya. Gampang dipahami karena beberapa orang di situ yakin bahwa Yesus sedang memanggil Elia.
Seruan ini sesungguhnya misteri. Yang membuat banyak orang percaya bahwa orang Kristen menyembah tiga Allah. Sebab tidak mungkin Yesus berkata kepada diri-Nya sendiri. Namun, itulah kenyataannya.
Yesus sendiri sepertinya menyuarakan kembali Mazmur Daud. Lengkapnya: ”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku” (Mzm. 22:2). Daud merasa ditinggalkan Allah. Ia juga merasa Tuhan hanya diam, tak mau bergerak untuk menolong dirinya.
Sebenarnya seruan Daud itu sendiri masih bisa dipertanyakan. Benarkah Allah meninggalkannya? Bukankah sering kali itu hanya perasaan manusia saja. Dan biasanya bukan Allah yang meninggalkan manusia, tetapi manusialah yang meninggalkan Allah.
Dan itu sungguh berbeda dengan peristiwa penyaliban. Di salib itu Bapa menumpahkan murka-Nya kepada Anak-Nya karena menggantikan manusia dalam menanggung upah dosa, yaitu maut. Ketika Bapa menumpahkan murka-Nya jelaslah ada jurang yang tak terseberangi antara Bapa dan Anak.
Keterpisahan antara Bapa dan Anak memang misteri. Dan misteri tak perlu diselidiki dengan jelimet, tetapi dirayakan dalam iman. Keterpisahan itulah yang memungkinkan manusia berdamai lagi dengan Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!