Festus Bingung
Sabda-Mu Abadi | 2 Januari 2023 | Kis. 25:13-27
”Ya Raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil berteriak-teriak mereka mengatakan bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama. Tetapi aku dapati bahwa ia tidak berbuat sesuatu pun yang setimpal dengan hukuman mati dan karena ia naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar. Tetapi tidak ada sesuatu yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, Raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. Sebab menurut pendapatku tidaklah masuk akal untuk mengirim seorang tahanan tanpa menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia.”
Demikianlah pidato pembukaan Festus di hadapan Agripa dan Bernike. Di pengadilan pertama—di hadapan perwakilan orang-orang Yahudi—dia telah memutuskan untuk mengirimkan Paulus ke Roma untuk menghadap kaisar. Namun, akhirnya dia malah bingung sendiri karena aneh rasanya menghadapkan orang kepada kaisar tanpa alasan yang masuk akal.
Kebingungan Festus bukan tanpa sebab. Sebab utamanya adalah karena dia sendiri tidak mau bertumpu pada hukum sipil yang menjadi dasar pemerintahannya. Menurut hukum sipil, tak ada alasan tetap membiarkan Paulus dalam penjara. Ia semestinya membebaskan laki-laki dari Tarsus itu. Namun, dia merasa tak enak dengan orang Yahudi. Ia sepertinya khawatir kalau-kalau ketidaksukaan orang Yahudi akan menggoyangkan kekuasaannya. Padahal, jika dia mau bertumpu pada hukum sipil, yang kadang tidak menyenangkan semua pihak, dia akan bebas dari masalah.
Kemungkinan besar, Festus pun termakan hoaks, atau dia sendiri malah membuat hoaks. Kata-kata Feliks sendiri sangat berlebihan, dan sebenarnya tak berdasar. Dia mengatakan bahwa Paulus dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di Kaisarea. Dengan kata ”semua” yang digunakan, Festus telah membuat persoalan menjadi makin runyam. Dan sepertinya dia sendiri tidak mencoba klarifikasi. Apakah benar semua orang Yahudi memang tidak menyukai Paulus? Ya, kata ”semua” membuat dia makin takut.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Rattankun T.