Hanya Daun

Sabda-Mu Abadi | 12 Februari 2025 | Mrk. 11:12-14
”Keesokan harinya sesudah mereka meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia menemukan sesuatu pada pohon itu. Namun, waktu tiba di situ, Ia tidak menemukan apa-apa selain daunnya, sebab memang bukan musim buah ara. Kata-Nya kepada pohon itu, ’Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!’ Murid-murid-Nya pun mendengarnya.”
Memang bukan musimnya. Lalu mengapa Yesus marah, bahkan mengutuk pohon ara itu? Salahkah tindakan Yesus itu?
Sebenarnya tidak terlalu salah. Pohon ara biasanya akan berbuah sebelum musimnya, yang disebut dengan buah awal. Buah awal ini kecil-kecil. Memang rasanya tidak senikmat buah ara pada musimnya, tetapi cukup mampu melepas dahaga dan menghilangkan rasa lapar para kaum musafir, atau mereka yang lapar karena menempuh perjalanan panjang.
Sesungguhnya itulah yang diharapkan Yesus saat itu. Ia merasa lapar dan berharap menemukan buah awal. Sayangnya Ia tidak menemukannya. Hanya daun yang dilihat-Nya. Karena itu, Yesus mengutuk pohon ara itu.
Apa artinya ini bagi kita, orang percaya abad ke-21? Kita dipanggil untuk berbuah. Berbuah merupakan hal logis bagi sebuah tanaman. Petani normal tentu berharap buah. Dan sepertinya kita diingatkan untuk tidak melakukan kebaikan pada musimnya saja atau pada waktu yang telah ditetapkan. Ya, kita dipanggil untuk berbuah setiap waktu.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut adalah tautan untuk mendengarkan versi siniar:
n.b.: Dukung pelayanan digital via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!