Hidup Sederhana

Sabda-Mu Abadi | 23 Agustus 2023 | Tit. 2:1-2
”Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat: Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan.”
Penjabaran Paulus berkait dengan ajaran yang sehat ternyata bukan sesuatu yang luar biasa. Bahkan, kita bisa mengganggapnya hal yang biasa saja: hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan.
Hidup sederhana berarti mampu menahan diri. Dengan kata lain menghemat. Tentu bukan agar menjadi kaya raya. Hemat tak sama dengan pelit. Hemat agar lebih mampu berbagi kepada orang lain.
Hidup sederhana menjadi penting karena ketika keinginan lebih besar dari kemampuan, orang pasti akan berutang demi memuaskan keinginannya. Atau, jika tidak berutang bisa jadi dia akan melakukan kejahatan. Hidup sederhana akan menjauhkan orang dari kejahatan dan memampukannya berbagi kepada orang lain.
Ujungnya, karena terhindar dari keinginan untuk berbuat jahat, hidup sederhana akan membuat seseorang dihormati orang lain. Ia dihormati karena tak hanya tidak menjahati orang lain, tetapi karena murah hati. Sesungguhnya itulah buah dari iman dan kasih, juga ketekunan.
Dengan kata lain, semuanya memang menyatu—antara hubungan dengan Allah dan sesama. Iman yang sehat memang tidak berfokus pada diri sendiri, apalagi untuk kepentingan diri sendiri
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Lorenzo F.