Hidup yang Kekal

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 2 Maret 2023 | Rm. 6:20-23

”Sebab, waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Buah apakah yang kamu petik waktu itu, yang menyebabkan kamu merasa malu sekarang? Kesudahan semuanya itu ialah kematian. Namun sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab, upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Hamba dosa berarti diperhamba oleh dosa. Ia tidak dikuasai oleh kehendak Allah, tetapi oleh keterikatan untuk menggugu terhadap dosa. Dan semuanya bermuara pada kematian.

Nah, sekarang warga jemaat di Roma telah dimerdekakan oleh Allah. Mereka tak lagi hamba dosa, tetapi hamba Allah. Dan semuanya itu berujung pada hidup yang kekal.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Sebab kematian adalah upah dari dosa; tetapi hidup sejati dan kekal bersama Kristus Yesus Tuhan kita adalah pemberian yang diberikan oleh Allah dengan cuma-cuma.” Paulus menegaskan bahwa semua serbagratis. Cuma-Cuma. Bukan karena murahan, tetapi karena manusia memang tak mungkin merdeka dari dosa atas upayanya sendiri.

Allah—melalui pengorbanan dan pengurbanan Yesus Kristus—menyatakan bahwa semua manusia telah dibenarkan. Hanya persoalannya: apakah manusia bersedia menerima pembenaran ini dan memercayainya? Syaratnya cuma percaya. Dan sayangnya tak semua manusia suka dengan syarat macam begini.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Josh Eckstein