Iri Hati

Published by Admin on

21 September 2022,

(Kis. 5:17-20)

”Lalu mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari aliran Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara umum.”

Iri hati memang merusak. Tak hanya merusak diri sendiri, juga orang lain. Karena rasa irilah, Kain membunuh Habel adiknya.

Imam Besar dan para pengikutnya agaknya merasa tersaingi. Perkembangan para pengikut Yesus—yang hampir seluruhnya bukan orang sekolahan—membuat mereka marah. Dan ketidaksanggupan bersaing secara sehat—khususnya dalam tanda dan mukjizat—membuat Imam Besar dan Orang-orang Saduki mengambil jalan pintas, yaitu memenjarakan para rasul.

Mereka tidak mungkin bersaing dalam tanda dan Mukjizat karena orang Saduki tidak memercayai kebangkitan orang mati. Nah, kepercayaan akan kebangkitan Yesus Orang Nazaret pastilah akan membuat ajaran mereka meredup, bahkan lenyap sama sekali. Penjara adalah tempat yang dipilih untuk mengisolasi para murid Yesus.

Namun demikian, penjara tidak bisa mengerangkeng ajaran itu. Lukas mencatat: ”Tetapi pada malam hari seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya, ’Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.’”

Kisah pelepasan para murid dari penjara kemungkinan besar mengingatkan orang-orang percaya saat itu pada kisah kebangkitan Yesus ketika meterai kubur terbuka. Kisah para murid juga menegaskan bahwa kuasa dunia tak mungkin membelenggu kuasa surgawi. Penjara tidak membuat kecut, tetapi malah membuat para murid semakin bersemangat memberitakan cara hidup yang baru itu.

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Categories: Membarukan