Jangan Berzina

Sabda-Mu Abadi | 12 Juli 2024 | Kel. 20:14
Jangan berzina. Firman Ketujuh menuntut Israel—sebagai umat Allah—untuk menguduskan kehidupan seksual mereka. Orang Israel haruslah memuliakan Allah di dalam kehidupan seksual mereka di dalam sebuah lembaga perkawinan. Di luar itu namanya zina.
Allah sungguh menghargai lembaga perkawinan. Sejatinya itulah lembaga tertua yang diciptakan oleh Allah sendiri. Penulis Kitab Kejadian mencatat: ”Sebab itu, seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:24). Jelaslah hubungan seksual hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami-istri.
Itu pulalah yang seharusnya dilakukan para pengikut Kristus. Suami dan istri harus menjaga kekudusan perkawinan mereka. Saling menghargai antara suami dan istri berarti juga menghargai pasangan hidup mereka sebagai gambar Allah.
Menarik disimak, semasa hidup di dunia Yesus Orang Nazaret memperluas dan memperdalam dosa seksual. Dalam Injil Matius tertera: ”Kamu telah mendengar bahwa dikatakan: Jangan berzina. Namun, Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan hingga menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya” (Mat. 5:27-28).
Dalam pandangan Sang Guru, dosa seksual itu juga mencakup pandangan dan khayalan yang berahi. Mengapa? Sebab, memandang orang lain dengan berahi pada dasarnya telah menjadikan orang yang kita pandang itu sebagai benda yang bisa dipermainkan sekehendak hati kita. Pada titik ini sejatinya telah terjadi penghinaan terhadap ciptaan Allah dan sekaligus pengingkaran komitmen perkawinan.
Lagi pula, perbuatan-perbuatan onar biasanya didahului khayalan-khayalan onar. Dan menggeloranya imajinasi sejatinya merupakan akibat dari mata yang tak terkendali.
Tak heran, jika Yesus langsung mengajarkan hal yang sering ditafsirkan secara harfiah: ”Jika matamu yang kanan menyebabkan engkau berbuat dosa, cungkil dan buanglah, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Jika tangan kananmu menyebabkan engkau berdosa, penggal dan buanglah, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan seutuhnya masuk neraka” (Mat. 5:29-30)
Sebenarnya, menurut John Stott, yang dimaksud Yesus dengan pencungkilan mata, pemenggalan tangan, dan anggota tubuh yang lain adalah jika mata menyebabkan kita berbuat dosa, janganlah lihat; jika tangan menyebabkan kita berbuat dosa, janganlah jamah; dan jika kaki menyebabkan kita berbuat dosa, janganlah pergi. Dengan kata lain, kita harus menolak membaca buku tertentu, melihat film tertentu, dan mengunjungi tempat-tempat yang membuat kita memerosokkan diri ke dalam dosa perzinaan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: