Jika Allah di Pihak Kita

Sabda-Mu Abadi | 18 Maret 2023 | Rm. 8:31-32
”Sebab itu, apa yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama dengan Dia?”
Pada bagian ini Paulus mengajak pembacanya untuk membuat kesimpulan berkait paparan sebelumnya. Dia mulai dengan dengan kalimat retorik: Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Jawaban yang diharapkan—dan memang benar itulah jawabannya—adalah tidak ada.
Dalam Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Nah, kita sudah tahu tentang semua itu. Karena itu, kita dapat berkata begini: Kalau Allah memihak pada kita, tidak seorang pun yang sanggup melawan kita!” Ya, siapa yang sanggup melawan Allah. Bukankah Allah itu Mahakuasa?
Namun, demikian pengharapan kita tak hanya bertumpu pada kemahakuasaan Allah, namun juga pada kasih Allah kepada umat-Nya. Allah Bapa begitu mengasihi hingga menyerahkan Anak-Nya sendiri—Yesus Kristus—supaya menjadi kurban untuk kepentingan kita semua. Pada titik ini kita boleh berani percaya bahwa Allah akan memberikan segala yang lain bagi kepentingan kita. Bukankah Anak-Nya itu lebih dari segala sesuatu? Inilah penghiburan bagi umat Allah sepanjang masa.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Marek P.