Kandil Emas
Sabda-Mu Abadi | 28 Agustus 2024 | Kel. 25:31-40
”Engkau harus membuat kandil dari emas murni. Kandil itu dibuat dari emas tempaan. Baik kakinya, batangnya, maupun kelopaknya dengan pangkal dan kembangnya—harus menyatu dengan kandil itu. Pangkal dan cabangnya harus menyatu dengan kandil itu, dan semuanya itu harus dibuat dari emas murni yang ditempa, dari satu bongkahan yang sama. Pada kandil itu engkau harus membuat tujuh lampu, dan lampu-lampu itu haruslah dipasang di atas kandil itu, sehingga menerangi yang di depannya. Dan ingatlah, bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.” (Kel. 25:31, 36-37, 40).
Berkait dengan kandil atau lampu, semuanya harus berasal dari emas murni. Sekali lagi ini melambangkan kemuliaan dan kemurnian Allah. Tentu juga kemurnian hati umat Israel yang menyembah Allah.
Menarik diperhatikan bahwa semuanya harus menyatu. Tak boleh ada sambungan atau tempelan. Kemungkinan ini melambangkan kesatuan atau integritas Allah. Itu jugalah yang dituntut Allah dari umat-Nya, mereka harus memiliki integritas hidup—apa yang di bibir itu pula yang di hati, juga kesatuan pikiran, perasaan, dan tindakan.
Semua itu harus dibuat menurut contoh yang telah ditunjukkan Allah kepada Musa. Dengan kata lain, sesuatu yang dibuat untuk Allah harus seturut dengan Allah sendiri. Manusia tentu punya kreativitas. Namun, yang tidak boleh dilupa, kreativitas adalah ciptaan Allah yang dipercayakan kepada manusia. Dan Allah sejatinya lebih kreatif ketimbang manusia.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: