Karena itu

Sabda-Mu Abadi | 12 Februari 2024 | 1Ptr. 2:1
“Karena itu, buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.” Petrus mengingatkan untuk membuang tiga segala, kedengkian dan fitnah. Entah mengapa Petrus membedakan tipu muslihat dan kemunafikan dengan kejahatan. Tentu saja semuanya itu, juga kedengkian dan fitnah merupakan tindak kejahatan. Bisa jadi Petrus ingin menyangatkan keempat hal itu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tipu diartikan sebagai ”perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu, dan sebagainya) dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung”. Jelas di sini bahwa perkataan dan perbuatan tidak jujur ini memang dimaksudkan untuk menyesatkan, membuat orang teperdaya, dan mencari keuntungan sendiri. Sedangkan tipu muslihat dimaksudkan bahwa tindakan tipu tersebut dilakukan dengan amat halus. Artinya, orang yang ditipu tidak tahu bahwa dirinya sedang ditipu.
Munafik, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti ”berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Munafik itu, apa yang dikatakan tak selaras, bahkan berbanding terbalik, dengan apa yang dilakukan. Ia ingin tampak baik dan saleh di depan orang, tetapi kenyataannya tidak. Orang menjadi munafik sering karena ingin mengambil keuntungan juga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dengki berarti ”menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain”. Ringkasnya: senang melihat orang susah, susah melihat orang senang. Ia selalu ingin merasa lebih baik ketimbang orang lain.
Sedangkan fitnah, lagi-lagi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang. Itu dilakukannya agar ia tampak lebih baik dan benar ketimbang orang lain.
Dan Petrus mengajak pembaca suratnya untuk membuang semuanya itu dari dalam diri mereka. Penghuni Kerajaan Allah tak layak mencemari dirinya dengan semua hal itu.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Neom