Keadilan Allah

Sabda-Mu Abadi | 7 Februari 2023 | Rm. 2:12-16
”Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi berdasarkan hukum Taurat.”
Jelaslah bangsa Yahudi—yang telah menerima hukum Taurat dari Allah—akan dinilai berdasarkan hukum Taurat. Namun, bagi bangsa lain—yang karena suatu sebab tidak mengetahui adanya hukum Taurat—dasarnya bukan hukum Taurat. Oleh karena itu, tidak ada satu pun bangsa di dunia yang bisa mengklaim bahwa Allah tidak adil. Sebab mereka diadili berdasarkan keberadaan mereka sendiri.
Yang pasti, setiap bangsa tidak bebas dari penilaian Allah. Bagaimanapun mereka adalah manusia, ciptaan Allah. Dan memang hanya kepada manusialah Allah menuntut pertanggungjawaban.
Selanjutnya Paulus menulis: ”Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.” Pada titik ini kita seakan mendengar gema dari peringatan Tuhan Yesus kepada orang-orang sebangsa-Nya: ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga” (Mat. 7:21).
Yang dinilai benar oleh Allah adalah perbuatan dan bukan sekadar seruan penyembahan. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Tidak semua orang yang memanggil Aku, ’Tuhan, Tuhan,’ akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.” Jelaslah di sini: penyembahan kepada Allah perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah ibadah yang sejati.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Josh Blake