Kepala Yohanes Pembaptis

Sabda-Mu Abadi | 3 Desember 2024 | Mrk. 6:24-25
”Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, ’Apa yang harus kuminta?’ Jawabnya, ’Kepala Yohanes Pembaptis!’ Lalu ia cepat-cepat masuk menghadap raja dan meminta, ’Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di atas pinggan!’”
Anak perempuan Herodias tidak buru-buru bicara. Tawaran raja merupakan hal yang luar biasa. Herodes sendiri merasa perlu bersumpah untuk itu, ia tidak mau asal ngomong.
Jelaslah, anak perempuan Herodias ternyata lebih mampu mengendalikan lidahnya. Ia tidak cepat bicara. Jika Herodes tak mampu mengekang lidahnya saking gembiranya, bahkan bersumpah, anak perempuan Herodias lain. Ia tak mau tergesa-gesa menyatakan keinginannya. Sepertinya ia termasuk golongan orang yang takut menyesal di kemudian hari karena tidak mampu mengendalikan diri.
Gadis itu tahu bahwa kekuasaan ada di tangannya jika dia meminta setengah kerajaan Isael. Dia punya kesempatan besar. Kuasa sudah ada di depan matanya. Tinggal bicara. Namun, ia tidak mau cepat-cepat meminta setengah kerajaan. Ia menemui ibunya, Herodias, dan memohon nasihatnya.
Sang Ibu tak menggubris tawaran Baginda. Meski di matanya terbayang kuasa, ia lebih suka menyaksikan kematian Yohanes Pembaptis. Dendam sang Ibu lebih tinggi ketimbang apa pun. Dendamnya bahkan lebih besar ketimbang setengah kerajaan. Di mata sang Ibu Yohanes Pembaptis harus mati.
Tak sekadar mati, ia meminta kepala Yohanes Pembaptis disajikan pada sebuah pinggan. Agaknya ia mau melihat dengan kepala mata sendiri bahwa Yohanes Pembaptis sungguh mati.
Menarik disimak, gadis itu buru-buru menghadap baginda lagi. Ia sungguh tak mau melepaskan kesempatan. Dan setelah tahu apa yang diinginkan, ia bergegas mewujudkannya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: