Kesaksian Diri
Sabda-Mu Abadi | 4 Januari 2023 | Kis. 26:4-11
”Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab sejak semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem. Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat bersaksi bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut aliran yang paling keras dalam agama kita. Sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh karena aku mengharapkan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita. Pemenuhan janji itulah yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Karena pengharapan itulah, ya Raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. Mengapa kamu menganggap mustahil bahwa Allah membangkitkan orang mati?”
Dengan lugas dan gamblang, Paulus menyatakan bahwa dia cukup dikenal di kalangan orang Yahudi. Ia juga dianggap sebagai seorang Farisi yang keras dan fanatik. Dengan mengatakan demikian, sepertinya Paulus hendak menegaskan bahwa dia tetaplah orang Farisi yang mereka kenal. Bahkan kefarisiannya itulah yang membuatnya percaya akan janji Allah kepada orang Israel. Dan itulah yang menyebabkannya dijebloskan ke dalam penjara. Padahal seluruh Israel sebenarnya mengharapkan pemenuhan dari janji Allah itu. Dengan kata lain, Paulus hendak menegaskan bahwa pemenjaraannya tidak berdasar sama sekali.
Paulus mengakui bahwa sebelumnya dia sama seperti orang-orang Israel lain yang mengejar-ngejar orang Kristen, memasukkan ke dalam penjara, bahkan menyetujui kematiannya. Dengan pengakuan semacam ini Paulus hendak menyatakan bahwa dia awalnya berasal pada posisi yang sama seperti orang-orang yang ingin membunuhnya. Dan hanya karena kuasa Allahlah Paulus berubah. Dan karena itu, dia ingin setiap orang mengalami hal yang sama seperti dirinya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Aaron Burden