Lupa
Sabda-Mu Abadi | 30 Oktober 2025 | Mat. 15:32-39
”Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, ’Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini, karena sudah tiga hari mereka bersama Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.’ Kata murid-murid-Nya kepada-Nya, ’Di mana kita mendapat cukup roti di tempat terpencil ini untuk mengenyangkan orang sebanyak ini?’ Kata Yesus kepada mereka, ’Kamu punya berapa roti?’ ’Tujuh,’ jawab mereka, ’dan beberapa ikan kecil.’ Ia pun menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya. Lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang” (Mat. 15:32-37a).
Kisah pemberian makan 4.000 orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak bermula dari keprihatinan Sang Guru. Ketika Yesus menyampaikan keprihatinannya, para murid sepertinya lupa akan kisah pemberian makan 5.000 orang laki-laki. Mereka, sama seperti kisah sebelumnya, malah bertanya dari mana roti bisa diperoleh untuk orang sebanyak itu.
Sang Guru agaknya tidak berupaya mengingatkan mereka akan kisah sebelumnya. Namun, sama seperti kisah sebelumnya, Yesus bertanya apa yang mereka miliki. Dan sewaktu para murid menyerahkan apa yang mereka miliki kepada guru mereka, mukjizat pemberian makan massal itu pun berulang.
Entah mengapa para murid itu lupa. Atau mereka terlalu sungkan untuk memohon Yesus kembali membuat mukjizat. Mungkin mereka takut dimarahi. Bisa jadi mereka takut dianggap ngelunjak.
Tentu kita tidak tahu alasannya. Akan tetapi, kita, orang-orang percaya abad ke-21, boleh terus berharap Allah mengaruniakan mukjizat-Nya setiap hari. Sejatinya hidup kita adalah mukjizat-Nya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut adalah tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!
