Manusia Berencana, Tuhan Menentukan
Sabda-Mu Abadi | 21 September 2023 | Flm. 1:22
”Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.”
Demikianlah rencana Paulus. Ia hendak mengunjungi Filemon, dan pastinya juga warga jemaat di Kolese. Namun, sepertinya rencana itu tinggal rencana. Sejarah menyatakan bahwa Paulus tak mungkin meninggalkan Roma. Ia harus menjadi tahanan di Roma hingga akhir hayatnya. Menurut tradisi Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar pertengahan 60-an di Tre Fontane Abbey. Kerinduannya untuk bertemu dengan Filemon tak kesampaian.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Sementara itu, tolong sediakan kamar untuk saya di rumahmu, sebab saya harap Allah mengabulkan doa Saudara-saudara semuanya dan membawa saya kembali kepada kalian.” Jelaslah, ada hubungan erat antara Paulus dengan Filemon, ketimbang tinggal di rumah penginapan, dia lebih suka tinggal di rumah Filemon. Dan kerinduan itu disampaikannya kepada Allah melalui doa. Pertemuan itu tampaknya begitu penting bagi Paulus. Jika tidak, tentu dia tidak akan membawakannya dalam doa. Namun, sekali lagi, pertemuan itu tak pernah terjadi.
Apa yang bisa kita—orang percaya abad ke-21—pelajari di sini? Hal yang penting dalam hidup kita, tentu layak kita bawakan dalam doa kepada Allah. Akan tetapi, kita mesti memberi ruang kepada Allah untuk menyatakan kehendak-Nya. Sejatinya doa adalah cara kita menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah. Sebab, manusia berencana, Tuhan menentukan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Lilartsy