Menganggap Sepi

Published by Admin on

jangan anggap sepi kasih-Nya

Sabda-Mu Abadi | 4 Februari 2023 | Rm. 2:4

”Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidak tahukah engkau bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”

Ketika Allah diam terhadap kejahatan, manusia cenderung merasa baik-baik saja. Mungkin mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan tidak mengusik Allah, atau membuat-Nya marah. Bisa jadi itu malah membuat mereka merasa tidak bersalah. Nah, pada titik ini, Paulus menegaskan bahwa jika Allah diam berarti Dia memberi waktu bagi manusia untuk bertobat.

Dan karena itu, Paulus—dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini—bertanya, ”Atau kalian pandang enteng kemurahan Allah dan kelapangan hati serta kesabaran-Nya yang begitu besar? Pasti kalian tahu bahwa Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya karena Ia mau supaya kalian bertobat dari dosa-dosamu.”

Menarik disimak, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, digunakan frasa ”pandang enteng”. Frasa ini lumayan keras. Dengan demikian manusia tidak lagi menghargai kemurahan, kesabaran, kelapangan hati Allah itu.

Sesungguhnya Allah itu pemurah; Dia tidak dikuasai oleh dendam terhadap manusia berdosa. Dia membenci dosa, namun mengasihi manusia berdosa. Sabar berarti masih memberikan waktu bagi manusia berdosa untuk bertobat. Sabar berarti juga bahwa Allah bersedia menunggu manusia untuk berubah. Dan hati Allah memang begitu luas untuk menampung segala kelemahan dan dosa manusia. Intinya, Allah mengasihi manusia. Dan aneh ketika manusia malah menganggap sepi kasih-Nya itu.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/M Gucci