Mengerjakan Panggilan Hidup

Insan perfilman Indonesia kembali kehilangan artis senior, Mbak Marissa Haque, artis era tahun 80-an yang sangat terkenal pada zamannya yang belakangan aktif di dunia akademisi. Selang beberapa hari kemudian kejadian yang sama menimpa staf khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Romo Antonius Benny Susetyo. Berita duka ini sungguh mengagetkan sebab kepergian mereka begitu mendadak. Bukankah sering kali kita mengira bahwa hidup kita masih panjang, masih banyak waktu, sehingga membuat kita lupa mengerjakan panggilan hidup kita?
Yakobus 4:14 menyatakan bahwa ”Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Hidup manusia itu singkat, menurut Alkitab umur manusia 70 tahun, kalau kuat 80 tahun. Itu pun akan penuh dengan penderitaan karena organ-organ tubuh manusia menua. Sebagai orang yang sudah diselamatkan oleh karya penebusan Kristus di kayu salib, sudahkah kita bertumbuh dan berbuah di dalam Dia?
Bertumbuh berorientasi ke dalam, yaitu mempunyai pemahaman yang benar tentang Allah. Berbuah cenderung memiliki pengertian keluar, yaitu karya dan pelayanan kita. Seperti pada tanaman, bertumbuh dan berbuah adalah dua proses yang saling berkaitan dan berkesinambungan. Pemahaman yang benar tentang Allah memengaruhi kualitas buah karya dan pelayanan kita, begitu pula karya dan pelayanan yang berkualitas didasari oleh pengertian yang benar tentang Allah.
Panggilan hidup adalah buah dari iman dan percaya kita atas pengurbanan Kristus, yaitu visi yang Tuhan ingin kita lakukan di dalam hidup kita. Panggilan hidup terkadang bukan sesuatu yang selalu kita inginkan, namun Tuhan tunjukkan dengan situasi dan kebutuhan di sekitar kita yang kita jawab melalui kontribusi kehidupan kita. Sudahkah kita menemukan panggilan hidup kita dan mengerjakannya?
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Unsplash/Joshua Newton