Mereka Ingin Bukti

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 28 November 2024 | Mrk. 6:4-6a

”Yesus berkata kepada mereka, ’Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di kampung halamannya, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.’ Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya di atas mereka. Ia merasa heran karena mereka tidak percaya.”

Marahkah Yesus atas penolakan orang-orang di kampung halaman-Nya? Jawabnya tidak! Bahkan ia melihat sebagai kewajaran. Ya, kewajaran karena bisa jadi orang-orang sekampung halaman-Nya—yang merasa telah mengenal-Nya—merasa tak perlu memberikan penghargaan yang sudah semestinya. Kemungkinan besar mereka merasa memegang kartu as yang dapat memojokkan Yesus.

Menurut Injil Lukas, kalimat-kalimat itu terlontar dari mulut orang-orang Nazaret karena mereka heran dengan kenyataan tidak adanya demonstrasi penyembuhan. Mereka mungkin juga bingung dan bertanya-tanya mengapa Yesus tidak melakukan satu mukjizat pun. Dengan kata lain, jika Yesus melakukan penyembuhan di banyak tempat, masak Ia tidak mau mengadakan mukjizat di kota masa kecil-Nya?

Mungkin mereka ingin Yesus membuktikan diri-Nya sebagai orang yang sanggup membuat mukjizat. Selama ini mereka hanya mendengar kehebatan Yesus, dan sekarang mereka ingin menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka ingin bukti! Dan untuk semua alasan itu, Yesus punya satu jawaban: tidak.

Ingin bukti sesungguhnya manifestasi ketidakpercayaan. Dan Yesus sendiri merasa tidak perlu membuktikan apa-apa.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Evie S.