Penahbisan Harun dan Anak-anak-Nya

Published by Admin on

Sabda-Mu Abadi | 3 September 2024 | Kel. 29:1-46

”Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka untuk menguduskan mereka, supaya mereka melayani sebagai imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, roti tidak beragi dan roti bundar tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. Semua itu harus kaubuat dari tepung gandum terbaik. Semuanya harus kautaruh dalam sebuah bakul dan kaupersembahkan semuanya yang dalam bakul itu bersama lembu jantan dan kedua domba jantan itu” (Kel. 29:1-3).

Persembahan dalam penahbisan Harun dan anak-anaknya serbaterbaik. Baik lembu Jantan maupun domba Jantan harus tak bercacat. Roti tidak beragi dan roti bundar tidak beragi pun mesti berasal dari gandum yang terbaik.

Mengapa serbaterbaik, karena semuanya itu memang buat Allah. Tentu dalam rangka penahbisan Harun dan anak-anaknya, tetapi semua itu dipersembahkan untuk Allah. Dan persembahan bagi Allah sedapat mungkin sempurna karena Allah memang sempurna. Dalam arti tidak boleh sekadarnya.

Tentu saja ini masalah hati. Kerinduan mempersembahkan yang terbaik merupakan buah dari keinginan untuk memberikan yang terbaik. Jadi, bukan ajang pamer. Pada titik ini hati murni menjadi sungguh signifikan.

Selanjutnya, firman Allah, ”Engkau harus menaruh serban di atas kepalanya dan melekatkan jamang yang kudus pada serban itu. Sesudah itu, engkau harus mengambil minyak urapan dan menuangkannya di atas kepalanya untuk mengurapi dia” (Kel. 29:6-7).

Ini sungguh peristiwa langka. Satu-satunya. Imam Besar Harun memang cuma satu orang. Karena itulah Daud mengenangnya ketika bicara soal kerukunan: ”Seperti minyak yang berharga di atas kepala meleleh ke janggut, ke janggut Harun, turun ke leher jubahnya” (Mzm. 133:3).

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Kate R.